B.J. Habibie tidak pernah lepas dengan gaya kepemimpinannya selama menjabat sebagai presiden. Bisa kita lihat bahwa gaya kepemimpinannya dari latar belakang beliau atau kehidupan sehari-hari yang akhirnya membentuk kepribadian beliau. Hal ini bisa disebut sebagai gaya kepemimpinan transformasional yang dianggap lebih aktif dan revolusione.
Greenleaf (1977) dalam Sendjaya and Sarros (2002) menyatakan bahwa “servant-leader” dimulai dengan keinginan alami yang diinginkan seseorang untuk melayani, melayani terlebih dahulu. Konsep melayani ini bukan hanya melayani orang-orang tertentu saja, tapi ketika pemimpin mau melayani, berarti melayani semuanya, siapapun, tanpa memandang apapun.
Laissez faire atau kepemimpinan liberal sangat kontroversial di kalangan manajemen bisnis, dan memiliki pencela dan pembela perusahaan. Pada artikel ini kita akan melihat karakteristik utamanya, serta kelebihan dan kekurangannya yang paling penting. Indeks. 1 Karakteristik. 1.1 Pemimpin memenuhi peran membantu karyawannya Panduan melaksanakan kepemimpinan transformasional seperti yang tercantum dala tabel berikut. Kelebihan kepemimpinan transformasional adalah: (1) diteliti dengan berbagai perspektif kuantitatif dan kualitatif. Kepemimpinan transformal leadership diterbitkan oleh jurnal Leadership Quarterly sebanyak 34% antara tahun 1990-2000); Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang mengidentifikasi perubahan yang dibutuhkan dalam suatu komunitas dan merumuskan visi untuk menentukan arah perubahan. Jokowi telah mampu mengidentifikasi secara ideal perubahan yang diharapkan dan mengorganisir dengan baik setiap individu atau lembaga pemerintah yang akan membantunya 1. Kepemimpinan Transformasional a. Pengertian Kepemimpinan Transformasional . Kepemimpinan transformasional adalah perspektif kepemimpinan yang menjelaskan bagaimana pemimpin mengubah tim atau organisasi dengan menciptakan, mengomunikasikan dan membuat model visi untuk organisasi atau unit kerja dan memberi inspirasi pekerja untuk .